MAKALAH KEWIRAUSAHAAN
“MEMASUKI PASAR GLOBAL”
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Bagaimana menjalankan roda bisnis di
pasar-pasar internasional ? Yakni, apakah akan mengekspor, merundingkan suatu
pemberian lisensi atau pertanian waralaba, mendirikan usaha patungan, atau
mendirikan anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya. Meskipun secara prinsip
pilihan pasar dan cara masuk merupakan keputusan yang terpisah, karakteristik
khusus negara dan juga jalan masuk pasar internasional serta strategi ekspansi
akan berdampak pula atas pilihan cara masuk.
Disejumlah negara berbagai
karakteristik negara, seperti ukuran pasar, tingkat pertumbuhan, stabilitas
politis, risiko lingkungan, kondisi operasi, dan infrastuktur, berdampak atas
ketersediaan manajemen mengucurkan sumber daya untuk sebuah negara atau pasar
tertentu dan juga cara masuknya. Pasar kecil kerapkali paling baik dilayani
melalui pengeksporan atau pemberian lisensi, sebagai contoh. Demikian pula,
manajemen mungkin menghendaki pembatasan komitmen sumber daya ke negara-negara
dengan tingkat risiko yang tinggi atau infrastruktur yang buruk melalui
perjanjian pemberian lisensi atau usaha patungan dengan mitra lokal. Sama halnya,
jika manajemen berharap dapat memasuki sejumlah negara secara cepat, sumber
daya dan waktu yang dibutuhkan untuk mendirikan anak perusahaan yang dimiliki
sepenuhnya mungkin akan menghambat, yang mengakibatkan perusahaan menggunakan
cara pemberian lisensi atau usaha patungan.
Karakteristik produk, sifat
permintaan, hambatan perdagangan, tujuan manajemen, dan sasaran ekspansi juga
mempengaruhi keputusan pemilihan cara masuk. Produk-produk berukuran besar
dengan nilai jual rendah, sebagai umpama, membutuhkan lokasi produksi yang
dekat dengan pasar disebabkan biaya pengirimannya-sekalipun biaya ini dapat
diimbangi oleh skala ekonomis produksi.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1. Persaingan
pada Pasar Global
2. Memutuskan
untuk Berekspansi ke Luar Negeri
3. Konsep
Masuk Pasar
4. Program
Pemasaran
5. Organisasi
Pemasaran
6. Pengaruh
Negara Asal
7. Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Cara Masuk
8. Persiapan
Pemerintah Indonesia dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean 2015
C.
TUJUAN
Untuk mengetahui bagaimana
persaingan dalam pasar global, konsep-konsep yang harus disiapkan untuk
memasuki asar internasional yang terdiri dari jenis pasar apa yang mau kita
pakai,serta program dan organisasi pemasaran. Di samping dapat diketahui juga
pengaruh Negara asal sepert apa, dan faktor-faktor yang mempengaruhi cara masuk
ke dalam pasar internasional. Dan yang terakhir, dapat diketahui pula persiapan
pemerintah Indonesiaa dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) di 2015
nanti.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PERSAINGAN
PADA PASAR GLOBAL
Banyak perusahaan menjalakan
pemasaran internasional selama beberapa dekade, perusahaan-perusahaan seperti
Nestle, Shell, Buyer, dan Toshiba telah dikenal di seluruh dunia selama
bertahun-tahun. Akan, tetapi persaingan global semakin kuat ketika perusahaan
baru ikut masuk dalam panggung internasional. Terobosan pemasaran “Samsung”
menggambarkan peningkatan pesat perusahaan tersebut ke jenjang pasar global.
Meskipun beberapa bisnis AS mungkin
ingin menghilangkan pesaing asing melalui undang-undang tertentu, cara yang
lebih baik untuk bersaing adalah terus memperbaiki produk di dalam negeri dan
berekspansi ke pasar asing. Dalam industry
global (global industry), posisi strategis di pasar geografis
atau nasional utama dipengaruhi oleh keseluruhan posisi global mereka. Perusahaan global (global
firm) beroperasi di lebih dari satu Negara dan mempunyai keunggulan
R&D, produksi, logistik, pemasaran, dan keuangan yang tidak dimilki oleh
pesaing domestik murni.
Bagi perusahaan dengan ukuran atau
jenis apapun yang ingin mendunia, mereka harus mengambil sederet keputusan,
seperti :
Memutuskan Untuk Berekspansi Ke Luar
Negeri ——>
Memutuskan Pasar Mana Yang Akan Dimasuki ——>
Memutuskan Cara Memasuki Pasar ——> Memutuskan
Program Pemasaran —–> Memutuskan Organisasi Pemasaran.
B. MEMUTUSKAN
UNTUK BEREKSPANSI KE LUAR NEGERI
Salah
satu perkembangan paling signifikan dalam praktik dunia usaha dewasa ini adalah
pertumbuhan pesat aktivitas internasional. Ekspor investasi langsung asing dan
penentuan sumber pengadaan produk dan komponen di luar negeri telah merebak
secara dramatis. Dalam situasi seperti itu, banyak perusahaan yang memasuki
pasar internasional untuk mencari sumber komponen secara lebih efektif dan
memasuki pasar produk yang bertumbuh yang lebih menjanjikan dibandingkan pasar
domestik.
Sebagian
besar perusahaan lebih suka tetap beroperasi di dalam negeri jika pasar
domestik mereka cukup besar. Manajer tidak perlu mempelajari bahasa dan hukum
Negara lain, berhubungan dengan gejolak mata uang, menghadapi ketidak pastian
politik dan hukum, atau merancang kembali produk mereka untuk memenuhi
kebutuhan dan ekspansi pelanggan yang berbeda. Bisnis akan lebih mudah dan
lebih aman. Akan tetapi, ada beberapa faktor yang menarik perusahaan ke arena
internasional :
1. Beberapa pasar internasional memerberikan peluang
laba lebih tinggi dibandingkan pasar domestik.
2. Perusahaan memerlukan basis pelanggan yang lebih besar
untuk mencapai skala keekonomisan.
3. Perusahaan ingin mengurangi ketergantungannya pada
satu pasar.
4. Perusahaan memutuskan untuk menghadapi pesaing global di
pasar domestik mereka.
5. Pelanggan bepergian ke luar negeri dan membutuhkan
layanan internasional.
Sebelum perusahaan memutuskan untuk
berekspansi ke luar negeri, perusahaan harus menyadari dan mempertimbangkan
beberapa resiko :
1. Perusahaan mungkin tidak memahami preferensi asing
dan bisa gagal menawarkan produk atratktif yang kompetitif.
2.
Perusahaan mungkin tidak mengerti regulasi asing dan mengalami biaya yang tidak
diharapkan.
3. Perusahaan mungkin kekurangan manajer dengan pengalaman
internasional.
4.
Negara asing dapat merubah hukum komersialnya, mendevaluasi mata uangnya, atau
mengalami revolusi politik dan menyita property asing.
C.
KONSEP MASUK PASAR
Saat memutuskan untuk berekspansi ke
luar negeri, perusahaan harus mendifinisikan tujuan dan kebijakan pemasarannya.
Beberapa perbandingan penjualan internasional dengan total penjualan yang
mereka cari. Sebagian besar pertusahaan memulai dari perusahaan kecil ketika
berinvestasi ke luar negeri. Beberapa perusahaan berencana untuk tetap menjadi
perusahaan kecil, sedangkan perusahaan lain memiliki rencana yang lebih besar.
Konsep masuk pasar (market entry)
berkaitan dengan kemudahan atau kesulitan di dalamnya, perusahaan dapat menjadi
anggota kelompok perusahaan yang bersaing dengan menghasilkan substitusi erat
untuk produk yang mereka tawarkan. Perusahaan harus mengembangkan seperangkat
produk, aset, dan aktivitas manajemen untuk pasar baru yang disusupi.
Kepentingannya di sini terletak pada pasar internasional baru. Masuk yang
berhasil akan tergantung pada sejumlah faktor. Hal ini tergantung pada
bagaimana perusahaan:
·
Menggunakan
informasi peluang untuk rnenyusup ke pasar yang menguntungkan.
·
Mengakses
sumber daya yang produktif.
·
Mengakses
pasar.
·
Mengatasi
rintangan masuk pasar.
Perusahaan-perusahaan mapan biasanya
beroperasi lebih baik dibandingkan perusahaan perusahaan baru karena faktor-
faktor di atas. Masuk ke pasar dapat berlangsung dalam berbagai keadaan,
misalnya:
·
Keunggulan
kompetitif biaya, strategi penjualan, atau daya tarik produk dari pendatang
baru yang memungkinkannya mengatasi pukulan fatal bagi anggota-anggota lemah
yang dilancarkan oleh kelompok perusahaan yang telah mapan sebelumnya.
·
Pendatang
baru dapat meraup, sejumlah besar lapangan usaha dari beberapa anggota
kelompok, yang karena sebab-sebab tertentu keunggulan kompetitifnya tidak bisa
ditandingi oleh para pendatang.
·
Kelompok,
dimekarkan oleh pendatang baru tersebut, mampu mencapai ekulibrium pada tingkat
harga yang lebih tinggi, menutup biaya-biaya unit yang lebih besar yang dapat
muncul dari pengurangan skala operasi dari setiap perusahaan.
·
Perusahaan-perusahaan
yang telah mapan memilih untuk memasuki pasar baru sebagai bagian dari strategi
hubungan antar perusahaan yang melibatkan pasar untuk produk lainnya.
Dalam banyak kejadian, perusahaan
mapan unggul terhadap perusahaan baru dalam kemampuan mereka mengatasi
hambatan-hambatan sumber daya dan pasar, dan mencapai skala ekonomis operasi.
Masuk pasar telah menjadi ujian tertinggi bagi kemampuan kompetitif.
Perusahaan tidak lagi membuktikan kemampuannya dalam lahan bisnis biasa,
melainkan membuktikan kompetensinya dalam menjelajahi wilayah baru. Tantangan
memasuki internasional baru sangatlah berat dan perusahaan-perusahaan yang berjaya
menggunakan beraneka macam cara untuk memasuki pasar.
D. PROGRAM
PEMASARAN
Perusahaan internasional harus
memutuskan besarnya biaya yang dibutuhkan untuk menyesuaikan strategi pemasaran
mereka dengan kondisi lokal. Pada satu sisi ada perusahaan yang menggunakan bauran
pemasaran yang terstandardisasi secara global di seluruh dunia.
Standardisasi produk, komunikasi, dan saluran distribusi menjanjikan biaya
terendah. Pada sisi lain, ada bauran pemasaran teradaptasi, di mana
produsen, konsisten dengan konsep pemasaran, berpendapat bahwa kebutuhan
konsumen beragam dan menyesuaikan program pemasaran kepada setiap kelompok
sasaran.
Walaupun banyak perusahaan telah
mencoba meluncurkan produk dunia mereka, hampir semua produk membutuhkan
beberapa adaptasi. Contahnya Toyota Corolla akan memberikan beberapa perbedaan
dalam gaya. Bahkan Coca-Cola lebih manis atau tidak terlalu berkarbonasi di
Negara tertentu. Alih-alih mengasumsikan perusahaan dapat meluncurkan produk
domestik mereka “sama seperti” di Negara lain, perusahaan harus meninjau elemen
berikut dan menemukan nama yang akan menambahkan pendapat atau biaya :
1.
Fitur produk.
2.
Pelabelan.
3.
Warna.
4.
Bahan.
5.
Promosi penjualan.
6.
Media iklan.
7.
Nama merek.
8.
Kemasan.
9.
Pelaksanaan iklan.
10.
Harga.
11.
Tema iklan.
Perilaku konsumen dapat sangat
berbeda di setiap pasar. Contahnya salah satu konsumen peminum minuman
berkarbonasi tertinggi per kapita di dunia adalah Amerika Serikat, dengan 204
liter, dan Italia salah satu yang terendah. Akan tetapi Italia salah satu
peminum air botol per kapita tertinggi di dunia, dengan 203 liter, sementara
Inggris hanya menkonsumsi 23 liter. Berbicara mengenai bir, Irlandia dan
Republik Ceko memimpin di depan dengan masing-masing 157 dan 131 liter per
kapita, dan Perancis salah satu terrendah pada 36 liter (Kotler P., Keller KL.,
2009).
E. ORGANISASI
PEMASARAN
Perusahaan mengelola aktivitas
pemasaran internasional meraka dengan tiga cara : melalui departemen ekspor,
devisi internasional, atau organisasi global.
1. Departemen Ekspor.
Perusahaan
biasanya masuk ke pemasaran internasional hanya dengan mengirimkan keluar
barang mereka. Bila penjualan internasional berkembang, perusahaan membentuk
departemen ekspor, yang terdiri dari seorang manajer penjualan dan beberapa
asisten. Dengan meningkatnya penjualan, departemen ekspor berekspansi untuk
mencakup bermacam-macam layanan pemasaran sehingga perusahaan dapat mengejar
bisnis dengan semakin agresif. Bila perusahaan melakukan join venture atau
berinvestasi langsung, departemen ekspor tidak lagi mencukupi untuk mengatur
operasi internasional.
2. Devisi Internasional.
Banyak
perusahaan terlibat dalam beberapa pasar dan usaha internasional. Cepat atau
lambat mereka membuat devisi internasioanal untuk menangani semua aktivitas
internasional. Devisi internasional dipakai oleh presiden devisi yang
menetapkan tujuan dan anggaran serta tanggung jawab terhadap pertumbuhan
internasional perusahaan.
Staf korporasi
internasional perusahaan terdiri dari spesialis fungsional yang menyediakan
layanan ke berbagai unit operasi. Unit operasi dapat dikelola dengan beberapa
cara :
Pertama, mereka
dapat membentuk organisasi geografis. Pejabat yang melapor kepada presiden
divisi internasional yaitu wakil presiden regional. Unit operasi bertanggung
jawab terhadap penjualan seluruh dunia. Wakil presiden dapat menempatkan staf
korporasi spesialis wilayah untuk keahlian mereka pada daerah geografis yang
berbeda.
Terakhir, unit
operasi dapat berupa anak perusahaan internasional, masing-masing
dikepalai seorang presiden. Beberapa presiden anak perusahaan melapor kepada
presiden dari divisi internasional.
3. Organisasi Global.
Beberapa
perusahaan benar-benar dapar menjadi organisasi global. Manajemen dan staf
korporat puncak mereka merencanakan fasilitas manufaktur, kebijakan pemasaran,
aliran financial, dan sistem logistik di seluruh dunia. Unit operasi global
melapor langsung kepada kepala eksekutif atau komite eksekutif, bukan kepada
kepala divisi internasional. Perusahaan melatih eksekutif mereka dalam operasi
di seluruh dunia, merekrut manajemen dari berbagai Negara, membeli komponen dan
persediaan pada biaya perolehan rendah, dan melakukan investasi yang memiliki
antisipasi tingkat pengambilan terbesar.
Kebijakan menyangkut hubungan antara
pemasar internasional dan organisasi pemasaran yang merupakan anggota saluran
pemasaran berputar di sekitar jenis-jenis bantuan yang ditawarkan kepada mereka
dan kerja sama yang didapatkan dari mereka. Dasar pemikirannya adalah bahwa
apapun yang dilakukan hendaknya berdasarkan manfaat yang saling menguntungkan
kedua belah pihak. Hal ini merupakan esensi konsep sistem seperti ini.
Salah satu aspek kritis hubungan
dengan para perantara terfokus pada aktivitas promosional internasional para
perantara. Dalam hal ini terdapat tiga jenis kebijakan: gravity, push,
dan pull. Kebijakan daya tarik (gravity policy) adalah nonpromosi
di mana pasar internasional semata-mata menjual kepada seorang perantara dan
membiarkan produk itu mencari jalannya sendiri ke konsumen atau pemakai akhir.
Kebijakan dorong (push policy) adalah promosi melalui saluran pemasaran.
Anggota-anggota saluran pemasaran secara agresif menjual dan mempromosikan
produk kepada anggota saluran lainnya pada lapisan yang lebih rendah. Kebijakan
ini dianut oleh perusahaan-perusahaan Eropa Barat, Amerika, dan Australia.
Kebijakan tarik (pull strategy) adalah kebijakan di mana distribusi
“dibeli” oleh Permintaan konsumen yang ada. Pemasar internasional terlibat
dalam perikIanan massal ke pasar sasaran sehingga konsumen prajual (presold);
konsumen kemudian menarik produk tersebut melalui saluran dengan mendesaknya
melalui para perantara. Kebijakan seperti ini lebih mengena untuk jenis-jenis produk
konsumsi tertentu daripada barang-barang industrial karena sukar melakukan
prajual (presell) kepada pemakai industrial.
Masalah yang dihadapi oleh pemasar
internasional dalam usahanya untuk membina hubungan baik dengan para perantara
kemungkinan menggunung akibat ketimpangan-ketimpangan komunikasi tertentu.
Empat ketimpangan seperti itu-kultural, nasionalitas, lingkungan, dan
jarak-adalah relevan. Kesenjangan kultural (cultural gap) bermuara dari
kesukaran-kesukaran yang bertalian dengan komunikasi antara orang-orang yang
memiliki nilai, norma sosial, dan sikap yang berbeda. Kesenjangan nasionalitas
(nationality gap) lebih jelas dibandingkan dengan perbedaan kultural. Sebagian
besar orang mempunyai sikap loyal terhadap negaranya. Kesenjangan jarak (distance
gap) bermuara dari jarak geografis disertai dengan ketidak sempurnaan media
komunikasi yang ada. Kesenjangan ini dapat menghalangi arus informasi.
Kesenjangan ini harus diatasi atau ditutup bila pemasar internasional
menghendaki pemungsian sistem saluran yang mulus dan efektif. Sayangnya, tidak
ada pedoman yang mudah diikuti oleh para pemasar.
Pemasar internasional mesti
membentuk suatu sistem komunikasi yang efektif di dalam informasi umpan balik
mengalir dari anggota-anggota saluran. Hal ini menempatkan para pemasar dalam
posisi mengevaluasi secara rasional efektivitas saluran pemasaran. Pemasar
internasional perlu mengetahui seberapa baik sistem saluran beroperasi. Seiring
dengan itu, organisasi pemasaran dapat mengharapkan umpan balik yang serupa. Jadi,
yang dibutuhkan adalah komunikasi dua arah.
F. PENGARUH
NEGARA ASAL
Dalam pasar global yang semakin
terhubung dan semakin kompetitif, pejabat pemerintah dan pemasar sangat
memperhatikan bagaimana sikap dan kepercayaan mengenai Negara mereka
memengaruhi pengambilan keputusan konsumen dan bisnis. Persepsi Negara asal adalah
asosiasi dan kepercayaan mental yang dipicu oleh sebuah Negara. Pejabat
pemerintah ingin memperkuat citra Negara mereka untuk membantu pemasar domestik
yang melakukan ekspor. Sarat untuk menarik perusahaan dan investor asing.
Pemasar ingin menggunakan persepsi Negara asal yang positif untuk menjual
produk dan jasa mereka.
·
Persepsi
Konsumen Tentang Negara Asal.
Pemasar global
tahu bahwa pembeli mempunyai sikap dan kepercayaan berbeda tentang merek atau
produk dari berbagai Negara. Persepsi Negara asal ini dapat mempengaruhi
pengambilan keputusan konsumen secara langsung dan tidak langsung. Persepsi
dapat dimasukkan sebagai atribut dalam pengambilan keputusan atau mempengaruhi
atribut lain dalam proses. Fakta bahwa merek dianggap berhasil di panggung
global dapat meningkatkan kredibilitas dan rasa hormat. Beberapa studi
menunjukkan hal sebagai berikut :
1. Orang sering bersifat
etnosentris dan lebih suka menggunakan produk dalam negeri mereka sendiri,
kecuali mereka bersal dari Negara yang kurang maju.
2. Semakin bagus citra suatu
Negara, semakin penting label “Made In …….” Harus ditampilkan.
3. Dampak asal Negara
bervariasi dengan jenis produk. Konsumen ingin tahu dimana sebuah mobil dibuat,
tetapi tidak untuk minyak pelumasnya.
4. Negara tertentu menikmati
reputasi atas barang tertentu : Jepang untuk mobil dan elektronik, Amerika
Serikat untuk inovasi teknologi tinggi, minuman ringan, minuman, jins, dll.
5. Kadang-kadang persepsi Negara
asal dapat meliputi seluruh produk Negara tersebut.
G.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CARA
MASUK
Pemilihan metode masuk ke dalam
pasar asing mempunyai arti penting. Pemilihan ini merupakan salah satu dari
keputusan yang paling kritis dalam pemasaran internasional karena keputusan
masuk merupakan keputusan makro. Yakni, pada saat perusahaan memilih tingkat
keterlibatannya di dalam pasar-pasar asing, perusahaanjuga melakukan pilihan
mengenai program pemasarannya di sana. Misalnya, apabila perusahaan memasuki
sebuah pasar melalui distributor atau licensee, perusahaan membatasi
kebebasannya dalam bidang-bidang seperti riset pemasaran, kebijakan produk,
penentuan harga, dan promosi.
Keputusan yang menyangkut saluran
pemasaran internasional khusus mana yang digunakan tidaklah sederhana bagi
perusahaan. Adanya varian yang sangat banyak dari tipe organisasi pemasaran
internasional dan banyak cara mereka dapat dikaitkan bersarna telah
menghasilkan tipe alternatif sistem saluran pemasaran yang berbeda.
Untuk memasuki pasar asing, produsen
haruslah memiliki sejumlah opsi strategis, setiap strategi dengan kekuatan dan
kelemahannya masing-masing. Banyak perusahaan yang memakai beberapa strategi.
Adalah keliru jika menganggap bahwa
sebuah strategi masuk tunggal adalah sesuai untuk semua produk atau di dalam
semua negara. Sebagai umpama, suatu perubahan yang signifikan dalam iklim
investasi dapat membuat strategi tertentu menjadi tidak efektif, kendatipun
strategi itu berjalan baik di masa silam. Terdapat sejumlah karakteristik yang
menentukan ketepatan strategi masuk, dan banyak variabel yang mempengaruhi
strategi yang dipilih.
Karakteristik Negara
Tiga kategori luas dari
karakteristik negara yang harus dipertimbangkan ialah: ukuran dan pertumbuhan
negara, risiko lingkungan dan politis, dan prasarana ekonomi dan pasar.
Walaupun banyak karakteristik negara lainnya yang juga diperhitungkan dalam
keputusan-keputusan masuk, arti penting dan sifat spesifik dari faktor-faktor
ini tergantung pada masing-masing perusahaan dan produk atau jasanya.
1.
Besaran Dan Tingkat Pertumbuhan
Pasar
Besaran dan laju pertumbuhan pasar
merupakan parameter kunci dalam penentuan cara masuk. Semakin besar negara dan
ukuran pasarnya, semakin tinggi laju pertumbuhannya, maka lambat laun besar
pula kemungkinan manajemen bakal mengucurkan berbagai sumber daya untuk
perkembangannya; dan mempertimbangkan pendirian sebuah anak perusahaan yang
dimiliki sepenuhnya atau organisasi penjualan, atau berpartisipasi dalam.
sebuah usaha patungan dengan kepemilikan mayoritas. Mempertahankan pengawasan
atas seluruh operasi memberikan manajemen dengan kontak langsung dan
memungkinkannya merencanakan dan mengarahkan perkembangan pasar secara lebih
efektif.
Pasar kecil, di lain pihak,
khususnya bila mereka terasing secara geografis dan tidak dapat dilayani secara
efisien dari sebuah negara yang ada di sekitarnya, mungkin tidak membutuhkan
perhatian atau sumber daya yang signifikan. Konsekuensinya, pasar kecil
tersebut mungkin paling baik bila dipasok lewat pengeksporan atau perjanjian
pemberian lisensi. Meskipun tidak mungkin untuk merangsang perkembangan pasar
atau memaksimalkan penetrasi pasar, pendekatan ini memungkinkan perusahaan
untuk memasuki pasar dengan komitmen sumber daya yang minimal dan membebaskan
sumber daya untuk ditunjukkan kepada pasar yang secara potensial lebih
menguntungkan.
2.
Risiko Politis dan Lingkungan
Manajemen kerapkali ragu-ragu untuk
mengucurkan sumber daya kepada negara-negara dengan tingkat risiko lingkungan
dan Politis yang tinggi, dan mungkin menghindari cara masuk yang memerlukan
pembangunan fasilitas pergudangan dan produksi atau organisasi penjualan yang
besar.
Kadar stabilitas politis dan tingkat
rintangan legal yang ada dapat mempengaruhi pilihan saluran di sebuah pasar
sasaran. Kedua faktor tersebut berasal dari kebijakan Pemerintah dan merupakan
atribut pasar. Sebagai contoh, pasar yang memiliki kadar instabilitas politis
yang sangat tinggi akan melibatkan suatu kadar risiko yang sangat tinggi bagi
perusahaan untuk menggunakan ekspor atau produksi langsung di luar negeri, dalam
hal bahwa pembayaran (atau repatriasi keuntungan) mungkin akan diperlambat atau
bahwa diblokir, atau valuta yang diperlukan mungkin terbatas suplainya. Jika
kondisi seperti itu bakal ada atau dicurigai akan ada, maka ekspor tidak
langsung akan lebih bijaksana bagi perusahaan.
Kondisi politis di dalgm negara
sasaran sering mempengaruhi pemilihan strategi masuk. Di mana kondisi politis
tidak mantap, manajemen biasanya lebih menyukai apa yang disebut dengan opsi
nonkomital (noncommital options) pengeksporan, agen eksklusif, atau
distributor. Di negara-negara dengan kondisi politis yang mantap, manajemen
bersedia melakukan komitmen yang lebih besar, seperti melalui usaha patungan,
cabang penjualan, atau anak perusahaan.
Pasar asing biasanya dipandang lebih
berisiko daripada pasar domestik. Besarnya risiko yang dihadapi perusahaan
tidak hanya merupakan fungsi pasar itu sendiri, tetapi juga cara
keterlibatannya di sana. Di samping keterlibatannya, perusahaan menanggung risiko
persediaan dan piutang dagang. Pada saat merencanakan cara masuknya, perusahaan
harus melakukan analisis risiko pasar dan cara masuknya. Kurs valuta asing
merupakan variabel lainnya.
3.
Infrastruktur Pasar dan Ekonomi
Infrastruktur
pasar dan ekonomi merupakan karakteristik negara yang ketiga yang mempunyai
imbas terhadap keputusan-keputusan yang berkaitan dengan cara masuk atau
operasi. Pada saat infrastruktur fisik (sistem transportasi, jaringan
komunikasi, atau suplai energi) dibangun secara menyedihkan, manajemen mungkin
menghadapi kesulitan dan biaya pengembangan yang sangat besar dalam mendirikan
fasilitas penjualan, distribusi, atau. produksinya sendiri.
Tingkat
pembangunan ekonomi pasar asing merupakan determinan cara masuk dalam hal bahwa
hal tersebut mempengaruhi keseluruhan organisasi saluran alternatif, yakni
struktur distribusi. Biarpun hal ini merupakan faktor yang berkaitan dengan
pasar, dampaknya akan dirasakan melalui faktor tersedianya organisasi pemasaran
yang cocok di dalam pasar sasaran.
Hambatan Perdagangan dan Regulasi
Pemerintah
Adakalanya regulasi pemerintah
membatasi opsi cara masuk yang terbuka bagi perusahaanperusahaan asing,
terutama dalam industri-industri strategis seperti telekomunikasi,
transportasi, dan komputer. Karena pasar dunia berangsur-angsur saling
tergantung dan terintegrasi, banyak pemerintah telah mencabut atau mengurangi
restriksi kepemilikan.
Regulasi kontrak dengan para
distributor dan organisasi lainnya, teristimewa yang berkaitan dengan
perjanjian eksklusif atau terminasi kontrak, juga harus dipertimbangkan. Biaya
pembatalan kontrak tenaga kerja dan manajemen juga perlu dipertimbangkan
masak-masak.
Hambatan perdagangan, seperti tarif,
kuota, pabean, atau regulasi produk, juga mempengaruhi keputusan cara masuk.
Hambatan perdagangan langsung yang membatasi impor barang-barang asing, seperti
tarif dan kuota, mempengaruhi keputusan-keputusan yang berkaitan dengan
produksi atau perakitan lokal. Hambatan-hambatan perdagangan tidak langsung,
seperti regulasi produk, preferensi kepada pemasok lokal, pabean, dan
formalitas sertifikasi, mendorong pembuatan perjanjian kontraktual dengan mitra
lokal.
1.
Hambatan Perdagangan Langsung
Tarif atau kuota atas impor barang
dan komponen asing akan menguntungkan pembentukan produksi. Ancaman potensial
dari tarif bakal menggairahkan perusahaan untuk beralih dari pengeksporan ke
produksi atau perakitan lokal, terutama di dalam industri di mana hal ini akan
mempunyai dampak yang signifikan atas neraca perdagangan.
2.
Hambatan Perdagangan Tidak Langsung
Regulasi perdagangan, standar
produk, dan preferensi kepada pemasok lokal juga mempunyai implikasi atas cara
masuk dan keputusan operasi. Preferensi kepada. pemasok lokal, atau tendensi
untuk membeli “barang-barang nasional”, sering mendorong perusahaan untuk
mempertimbangkan sebuah usaha patungan atau perjanjlian kontraktual lainnya
dengan sebuah perusahaan lokal.
Demikian pula, regulasi produk dan
perdagangan dan formalitas pabean mendorong cara-cara yang menuntut
perusahaan-perusahaan lokal yang dapat menyediakan informasi dan kontak bisnis
mengenai pasar lokal serta dapat mempermudah akses. Dalam beberapa kasus di
mana regulasi dan standar produk mengharuskan adaptasi dan modifikasi
signifikan, perusahaan dapat mendirikan fasilitas produksi, perakitan, atau
perampungan lokal.
3.
Pemerintah
Ada banyak, tindakan pemerintah
nasional yang dapat mempengaruhi pemilihan jalur masuk, khususnya jalur masuk
di antara negara-negara. Aktivitas regulatori umum dapat menghalangi ekspor
secara keseluruhan dan menetapkan produksi di luar negeri jika pasar ingin
dilayani secara efektif. Beberapa pemerintah juga mengatur valuta asing dan
izin impor mereka sedemikian rupa sehingga importir lokal tidak dapat
memperoleh cukup valuta asing (atau izin yang diperlukan) untuk membeli apa
yang mereka inginkan dari berbagal negara.
Faktor pemerintahan lainnya dalam
pemilihan jalur masuk adalah sifat program promosional lapangan usaha
internasional tertentu. Kendatipun pemerintah cenderung untuk tidak
mempromosikan impor, bisa saja pada saat promosi seperti itu dilancarkan namun
dilakukan secara selektif, dan produk-produk tertentu akan disisihkan. Jadi,
meskipun mungkin tidak ada restriksi perdagangan formal terhadap produknya,
pemasar internasional bisa dipaksa agar memilih jalur-jalur tertentu. Jenis
situasi yang sama bisa terjadi di dalam negeri pemasar internasiortal jika
kebijakan pemerintalmya mengarah ke investasi langsung (direct investment)
dan atau penggalakan ekspor sehingga bentuk eksporlah yang harus dipakai,
terlepas dari betapapun lebih untungnya menggunakan cara masuk yang lainnya.
Karakteristik Produk
Sifat produk mempengaruhi seleksi
saluran karena produk sangat beraneka ragam dalam karakteristik (sebagai
contoh, nilai unit, bobot, kompleksitas teknis dan kemampurusakan) dan maslahatnya,
dan pekerjaan penjualan dapat berbeda secara menyolok. Sebagai contoh, sifat
teknis sebuah produk mungkin membutuhkan kerja servis sebelum dan setelah
penjualan. Di banyak wilayah pasar asing, khususnya di negara berkembang,
para perantara pemasaran mungkin tidak sanggup menangani pekerjaan
seperti itu. juga ukuran dan bobot produk atau bahkan suhunya, seperti
halnya dalam makanan beku, dapat mengindikasikan kebutuhan akan berbagai
fasilitas penanganan khusus yang mungkin tidak dipunyai oleh
organisasi-organisasi pemasaran. Hal ini merupakan, situasi di mana para
grosir mungkin tidak akan digunakan. Selain itu, kemampurusakan (perishability)
sebuah produk, baik fisik atau dalam bentuk kebiasaan, kerap membuat
kecepatan distribusi menjadi sangat diperlukan dan penting sekali. Oleh karena
itu pemasar internasional akan menggunakan saluran yang lebih singkat dari pada
yang lainnya, dan ekspor langsung mungkin lebih digemari.
Karakteristik fisik produk atau
jasa, seperti rasio bobot/nilai, kemampuan dan komposisi adalah penting dalam
penentuan di mana produksi berlokasi. Produk dengan rasio bobot/nilai yang rendah,
semisal jam tangan mewah, biasanya rentan untuk pengeksporan langsung,
khususnya di mana terdapat skala ekonomis produksi yang tinggi atau jika
manajemen ingin mempertahankan pengendalian langsung atas produksi. Sebaliknya,
dalam industri minuman ringan dan bir, perusahaan biasanya membuat perjanjian
pemberian lisensi atau melakukan investasi dalam fasilitas produksi atau
pembotolan lokal karena biaya pengiriman, khususnya untuk pasar yang jaraknya
jauh, akan menghambat. Heineken. sebagai contoh, telah Mendirikan usaha
patungan untuk membangun pabrik bir di India, Thailand, Vietnam, dan Cina.
Tahap perkembangan sebuah produk dan
juga kebauran relatifnya terhadap sebuah pasar asing dapat memiliki hubungan
atas saluran yang akan digunakan. Jika sebuah perusahaan mempunyai produk yang
relatif tidak dikenal, akan lebih menguntungkan bila perusahaan itu bergantung
kepada para grosir dan/atau agen daripada mencoba menjualnya langsung.
Produk yang harus dibuat menurut
pesanan atau yang membutuhkan servis sebelum dan setelah penjualan tidak dapat
dengan mudah diekspor ke negara lain. Sebenarnya, produk atau jasa yang
nilainya sebagian besar ditentukan oleh servis yang menyertainya tidak dapat
secara praktis didistribusikan ke luar dari negara yang menghasilkannya. Setiap
bagian produk yang berorientasi jasa haruslah dibuat pada tempat konsurnsi.
Akibatnya, produk yang intensif jasa membutuhkan cara masuk pasar tertentu.
Opsinya meliputi kontrak manajemen untuk menjual jasa tersebut kepada pelanggan
asing, pemberian lisensi sehingga perusahaan lokal lainnya (franchisce)
dapat dilatih untuk menyediakan jasa tersebut, dan pabrikasi lokal dengan
mendirikan sebuah cabang atau anak perusahaan permanen di sana.
Produk yang pada dasarnya merupakan
komoditi mungkin memerlukan produksi lokal guna mengurangi biaya tenaga kerja
dan pengiriman. Untuk sebuah produk bernilai tambah atau yang terdiferensiasi,
perusahaan bisa bergantung kepada cara pengeksporan lantaran margin
keuntungannya yang lebih tinggi. Lagi pula, pabrikasi lokal dapat merusak citra
produk dan dengan demikian mengurangi pasar yang telah ada sebelumnya.
H. PERSIAPAN PEMERINTAH DALAM
MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015
Indonesia
akan menghadai Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) atau ASEAN Economic Communitty
(AEC) pada tahun 2015. Pemerintah membentuk sebuah komite sebagai titik awal
pengawasan MEA. Komite ini nantinya yang akan menyoroti persiapan dan
pelaksanaan MEA ke depan. Terutama dalam persoalan daya saing yang sampai saat
ini masih perlu ditingkatkan. Menteri perekonomian, Hatta Rajasa pun optimis
dalam menghadapi era perdagangan tersebut.
Kita tidak
bisa mengatakan tidak siap karena itu sudah berada di depan mata dan menjadi
komitmen. Yang terpenting adalah kita harus meningkatkan daya saing kita karena
di dalamnya terdapat empat pilar. Yaitu yang pertama adalah pasar tunggal,
kedua daerah berdaya saing, ketiga equitable
development, dan yang keempat integrasi ke ekonomi dunia. Dari keempat
pilar itu lah kita harus menaiki daya saing kita. (Hatta Rajasa).
Deputi Bidang Kerjasama Ekonomi
Internasional Kemenko Perekonomian, Rizal Affandi juga menegaskan bahwa komite
yang akan dibuat itu akan dimasukkan juga ke dalam keputusan presiden (keppres)
sebagai landasan hukum. Pada tugasnya, komite itu juga akan mengintevarisir
pada MEA karena ini tidak hanya persoalan pasar dalam negeri yang berjumlah 250
juta orang, tetapi pasar ASEAN yang berjumlah 600 juta orang. PDB per kapita
naik 3 kali lipat sejak 1998. Hal ini ditunjukkan dari meningkatnya daya beli
masyarakat, menurunnya penduduk miskin dari 45% ke 15%, kelas menengah dari 13%
menjadi 37%. Sudah terbukti bahwa pasar ASEAN ini lebih menarik jika dibanding
pasar domestik.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Semakin banyak perusahaan yang kini
berencana untuk berekspansi ke pasar internasional atau pasar global. Sebelum
masuk ke pasar global tersebut, perusahaan harus terlebih dahulu membuat konsep
pasar seperti apa dan jenis pasar seperti apa yang harus dipakai. Tidak lupa
juga membuat program pemasarannya seperti apa dan menjalin hubungan dengan
organisasi pemasaran yang ada di Negara tersebut. Perusahaan juga harus
mempertimbangkan faktor-faktor dan hambatan jika ingin masuk ke pasar global,
tentunya hal ini menjadi pertimbangan yang sangat penting karena menyangkut
keuntungan dan kerugian perusahaan.
B.
SARAN
Dengan adanya Masyarakat Ekonomi
Asean (MEA) pada tahun 2015 nanti, kita sebagai warga Indonesia harus siap
menghadapi masa tersebut. Karena, semua profesi akan ikut menjadi aktor dalam
MEA nanti. Sebagai mahasiswa, sebaiknya dimulai dari sekarang kita melatih dan
mengembangkan kinerja kita agar sumber daya-sumber daya manusia yang berasal
dari Indonesia tidak kalah saing dalam pasar ASEAN nanti. Kita harus mampu
masuk ke pasar ASEAN dan jangan biarkan orang-orang asing menguasai pasar di
Indonesia ini.
DAFTAR PUSTAKA
http://eaa303.blog.esaunggul.ac.id/2013/01/06/memasuki-pasar-global/ (Diakses tanggal 14 Maret 2014)
http://bayu96ekonomos.wordpress.com/modul-materikuliah/ekonomi-bisnis-internasional/buah-fikiran-tentang-perdagangan-internasional/ (Diakses tanggal 14 Maret 2014)
Rebat FBS TERBESAR – Dapatkan pengembalian rebat atau komisi
BalasHapushingga 70% dari setiap transaksi yang anda lakukan baik loss maupun
profit,bergabung sekarang juga dengan kami
trading forex fbsasian.com
-----------------
Kelebihan Broker Forex FBS
1. FBS MEMBERIKAN BONUS DEPOSIT HINGGA 100% SETIAP DEPOSIT ANDA
2. FBS MEMBERIKAN BONUS 5 USD HADIAH PEMBUKAAN AKUN
3. SPREAD FBS 0 UNTUK AKUN ZERO SPREAD
4. GARANSI KEHILANGAN DANA DEPOSIT HINGGA 100%
5. DEPOSIT DAN PENARIKAN DANA MELALUI BANL LOKAL
Indonesia dan banyak lagi yang lainya
Buka akun anda di fbsasian.com
-----------------
Jika membutuhkan bantuan hubungi kami melalui :
Tlp : 085364558922
BBM : fbs2009